Bahasa html
disebut juga tag dan tag tag dalam html sangat banyak ragamnya
trust, trusted, trusting...
sejauh apapun asa, akan lebih jauh langkahku berlari
Rabu, 28 November 2012
Belajar bahasa html yuuuk..
Udah kenalan
belum nih sama bahasa html
Yuuk belajar dari bentuk sederhana html..
Jumat, 22 Juni 2012
Contoh laporan praktikum biologi "SELEKSI ALAM"
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
SIMULASI
SELEKSI ALAM
O
L
E
H
Like Ulfa Triana
XII IPA 1
SMAN 1 NARMADA
2011/2012
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada
sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Evolusi didorong oleh dua
mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah
proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup
dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan
sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi
karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang
mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.[1][2] Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi
perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan
seleksi alam.
Meskipun teori evolusi selalu
diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi
evolusioner
telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori
evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai
saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas
komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi
dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka
yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan
saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Atau dapat juga di artikan proses
di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu
organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi
yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang
"terbukti sendiri" karena:
- Variasi terwariskan terdapat
dalam populasi organisme.
- Organisme menghasilkan
keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
- Keturunan-keturunan ini
bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi
ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih
menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang
tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat
seleksi alam adalah kebugaran evolusi
organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada
generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan,
melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen
sebuah organisme.Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih
daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi, alel tersebut menjadi
lebih umum dalam populasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan
kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup dan fekunditas.
Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang
menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah
penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik
yang tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat
netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya
menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Seleksi alam
dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional
selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu
tertentu. Kedua, seleksi pemutus (disruptive
selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda
menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata).. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing
selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan
penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata.[88]
Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki sifat yang sama.
Kasus khusus
seleksi alam adalah seleksi seksual, yang
merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan
dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme.
Evolusi
memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling
terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam.
Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas seperti
menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme
juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya,
biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis.
Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui
pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan
bercampur kawin.
Adaptasi
merupakan struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu,
menyebabkan organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi.
Ia diakibatkan oleh kombinasi perubahan acak dalam skala kecil pada sifat
organisme secara terus menerus yang diikuti oleh seleksi alam varian yang
paling cocok terhadap lingkungannya. Proses ini dapat menyebabkan penambahan
ciri-ciri baru ataupun kehilangan ciri-ciri leluhur.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa seleksi
alam adalah salah satu faktor pendorong terjadinya evolusi (teori darwinisme).
Maka dari itu kami melakukan praktik simulasi seleksi alam ini untuk mengetahui
proses seleksi alam beserata factor yang mempengaruhinya sebagai salah satu
proses pembelajaran mengenai materi tentang ‘Evolusi’.
B. Tujuan
Melakukan
praktik simulasi seleksi alam
Bab II
Metode Praktikum
A. Waktu : 5 januari 2012
Tempat : lapangan berumput
B. Alat dan
Bahan
1.
Daun berwarna hijau, kuning, dan coklat
2.
Pelubang kertas (prevator)
3.
Gelas beker
4.
Penggaris
5.
Stopwatch
C. Prosedur kerja
1.
Potong daun berwarna hijau, kuning, dan coklat
masing-masing sebanyak 100 buah
2.
Masukkan semua potongan daun ke dalam gelas beker
3.
Gelas beker digoyang goyangkan agar potongan daun
tercampur rata
4.
Ukur area tanah berumput seluas 2x2 meter
5.
Sebarkan semua potongan daun pada area tanah
berumput yang sudah diukur
6.
Setiap predator mengambil potongan daun tersebut
selama dua menit secara bergantian
7.
Setiap setelah satu predator mengambil potongan daun
tersebut, sebarkan kembali potongan daun yang terambil ke area tanah berumput agar
jumlah potongan daun kembali 100 buah
Bab III Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
A. Data hasil pengamatan
Macam
Data
|
Warna
Daun
|
|||
Hijau
|
Kuning
|
Coklat
|
||
A.
|
Jumlah
potongan daun sebelum diambil predator
|
100
|
100
|
100
|
B.
|
Jumlah
potongan daun setelah diambil oleh predator (sisa daun)
|
|||
Predator
1
|
81
|
78
|
85
|
|
Predator
2
|
84
|
82
|
84
|
|
Predator
3
|
80
|
76
|
76
|
|
Predator
4
|
89
|
72
|
89
|
|
Predator
5
|
95
|
65
|
93
|
|
C.
|
Jumlah
potongan daun yang terambil oleh predator
|
|||
Predator
1
|
19
|
22
|
15
|
|
Predator
2
|
16
|
18
|
16
|
|
Predator
3
|
20
|
24
|
24
|
|
Predator
4
|
11
|
28
|
11
|
|
Predator
5
|
8
|
35
|
7
|
|
D.
|
Rata-rata
|
14,8
|
25,4
|
14,6
|
B. Pembahasan
Pada
percobaan ini predator dapat dikatakan
sebagai penyeleksi (proses seleksi alam), sedangkan potongan daun sebagai
individu.
Data di
atas menunjukkan :
Ø Daun yang
paling banyak terambil adalah daun berwarna kuning
Ø Daun yang
paling sedikit terambil adalah daun berwarna coklat
Ø Faktor
yang mempengaruhi warna daun paling banyak atau paling sedikit terambil adalah
:
·
Faktor adaptasi lingkungan, warna daun yang mirip
dengan lingkungannnya tidak mudah untuk ditemukan oleh predator dan sebaliknya.
Pada percobaan ini warna kuning banyak terambil karena warna kuning paling
jelas terlihat pada daerah persebarannya, sedangkan warna hijau hampir sama dan
warna coklat yaitu warna yang paling gelap semakin tidak nampak karena sewarna
dengan tanah (lingkungannya).
·
Faktor persebaran, potongan daun yang persebarannya
tidak merata dapat memudahkan predator untuk menemukannya dan sebaliknya.
·
Factor predator, kejelian predator saat mencari
mengambil potongan daun juga dapat mempengaruhi.
Percobaan
seleksi alam ini menunjukkan salah satu faktor pendorong terjadinya evolusi
(teori darwinisme). Realitasnya dapat diamati dari populasi makhluk hidup di
dunia. Berikut factor seleksi alam sebagai salah satu mekanisme evolusi.
a.
Hasil perkawinan makhluk hidup
memungkinkan terjadinya variasi, baik variasi warna,
bentuk, maupun kemampuan beradaptasi. Varian atau individu yang adaptif akan
tetap hidup dan berkembang, sedangkan individu yang tidak adptif akan punah.
b.
Beberapa factor pembatas di alam
Hal ini mempengaruhi populasi, diantaranya adalah
makanan, air, cahaya, tempat hidup, predator, organism penyebab penyakit, dan
cuaca yang tidak menguntungkan.
c.
Tingkat kesuksesan perkembangbiakan
Hal ini menentukan pertumbuhan populasi makhluk
hidup. Makhluk hidup yang paling adaptif adalah individu yang berhasil dalam
perkembang biakan.
d.
Kemampuan individu dalam beradaptasi
Individu yang mampu beradaptasi akan mewariskan sifat-sifat unggul pada
generasi berikutnya. Lama-kelamaan sifat-sifat tersebut terakumulasi dan
mengubah suatu kelompok individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda
dengan nenek moyangnya sehingga terbentuklah spesies baru.
Bab IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di
atas dapat disimpulkan bahwa ternyata daun yang berwarna kuning paling banyak
terambil, sedangkan yang paling sedikit adalah warna coklat. Dengan faktor
dasar yang mempengaruhinya adalah adaptasi warna terhadap lingkungan
persebarannya.
Daftar pustaka
Omegawati, Wigati, Hadi, 2010. PR Biologi. Klaten PT. Intan Pariwara
Telah diperiksa dan
disetujui
Tanggal,
Guru Biologi
Hedi Hatadi
NIP.19681213 199101 1001
Rabu, 23 November 2011
SETANGKUP PERSAHABATAN PENGOKOH NILAI DALAM BINGKAI NEGERIKU
“…Reformasi sebagai gelombang raksasa, membawa
perubahan politik dahyat satu dasawarsa, dan menumpang masuklah penghancur
nilai-nilai luhur bangsa..”. Begitulah sepenggal kata-kata dalam salah satu
syair karya taufik ismail. Menyadari mulai berlalunya sahabat karakter bangsa
yaitu nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa di dalam diri
bangsa kita sendiri. Bukankah agama adalah kewajiban setiap orang di negara
kita. Dan pancasila sebagai dasar negara yang merupakan ideologi terbuka adalah
nilai nilai luhur bangsa kita. Kewajiban dan dasar seharusnya menjadi sesuatu
yang absolut, menjadi karakter karena faktor pembiasaan. Namun sepertinya
gelombang waktu juga membiasakan pribadi indonesia untuk melalaikannya. Lalu ke
mana semua itu berlalu? Mengapa semua itu berlalu? Seharusnya pertanyaan
seperti ini tidak boleh ada.
Sebenarnya ada satu metode dalam
upaya penanaman nilai-nilai luhur di dalam kehidupan anak dan orang dewasa,
baik secara pribadi maupun kelompok. Begitu dekat dengan kita namun potensinya
kurang disadari. Apa itu ?
“……. Dan tiada maksud lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya roh kejiwaan ……. Carilah ia untuk bersama
menghidupkan sang waktu ……. Karena dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia
menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.”
Kata-kata
di atas merupakan penggalan sajak karya Khalil Gibran yang berjudul Sajak Persahabatan. Memahami sajak
tersebut, seolah menguatkan predikat persahabatan yang memang sarat makna bagi
hidup ini. Ya, sebenarnya persahabatan bukanlah sekedar wacana sosial yang
identik dengan pergaulan antara anda dan mereka, atau dia dan mereka dalam
menjalin pertemanan yang indah. Namun pencetus harmoni di setiap sisi
kehidupan, itulah persahabatan sebenar – benarnya termasuk penegas nilai-nilai
agama dan nilai-nilai luhur bangsa yang pengamalannya dekat dengan perdamaian
selayaknya persahabatan.
Persahabatan
mengangguk pada hakikat manusia bahwa tidak ada manusia yang mampu hidup
sendiri, jika ia hidup sendiri maka ia akan semakin tidak manusiawi. Inilah
modal awal untuk melihat kembali sejarah. Babak awal gejolak nilai luhur bangsa
dan agama, mari telaah dan pelajari. Ingatkah anda akan situasi dan kondisi di
zaman Kerajaan Majapahit dulu? Bagaimana keberadaan dua agama yaitu agama Budha
para petinggi kerajaan dan agama Hindu (siwaisme) yang berkembang di dalam dan
luar keraton, menjadikan situasi dan kondisi politik terutama spiritualitas
Majapahit yang menjadi begitu mengkhawatirkan. Kakawin Sutasoma, yang digubah
penulisnya, Mpu Tantular antara tahun 1365 – 1389 M mengungkap kekhawatiran akan perbedaan itu
yang memunculkan simpulan dalam sebuah kebijakan dengan makna amat fundamental
yaitu “ Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa “, berbeda - beda tetapi
tetap satu, semua amal bertujuan satu. Bukankah sebuah penyadaran akan kondisi
bangsa kita yang majemuk, menuntut kita untuk mau bersahabat dengan segala
kondisi heterogen itu dengan memegang teguh hakikat nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Ya, dulu memang ‘bhi’ yang berarti dua, tapi kini bhi
dikali bhi dikali bhi dikali bhi dan seterusnya, berlipat lipatnya kemajemukan
yang tak bisa dibendung lagi dan tentu semakin mampu menyerukan konflik dan
perpecahan. Kini kita hidup enam abad setelah tragedi Majapahit itu, tapi semua
begitu nyata. Sejarah mengatakan setiap pribadi dari kita belum mampu
sepenuhnya menanamkan Bhineka Tunggal Ika apalagi pancasila dalam kehidupan
manusia Indonesia. Lalu mengapa tidak mengajak ‘persahabatan’ untuk turut
memberi andil di dalamnya? Mungkin kita terlalu fokus terhadap faktor pemersatu
bangsa yang lebih rumit, seperti menanti konflik dari luar dan barulah muncul
nasionalisme. Sungguh inilah gambaran kecil bangsa Indonesia yang unik, tapi
sadarilah bahwa kondisi ini memprihatinkan. Lalu munculah rentetan pertanyaan,
mengapa harus menunggu konflik dulu dengan melanggar hak asasi manusia dan
berpesta pora dengan kekerasan? Mengapa tidak berusaha untuk memupuk persatuan
dalam keseharian kita? Persahabatan bersama nilai-nilai luhur bangsa menanti
untuk diajak menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Persahabatan
itu sarat makna bagi hidup ini karena ia mampu menganak pinakkan kebaikan. Kita
sadari bersama ia menghadirkan rasa saling menyayangi, saling menghargai,
saling menghormati, saling percaya, lalu timbulnya kepedulian, kejujuran, juga
kesediaan menerima perbedaan dan masih banyak lagi, kesemuanya itu wujud
harmonisasi kehidupan. Persahabatan menuntut nilai-nilai luhur bangsa dan agama
tetap melekat di setiap pribadi Indonesia.
Dalam
aplikasinya, kita lihat dari arah horizontal, mulai dari persahabatan lingkup
kecil, antara dua orang. Tidakkah anda ingin mengetahui kisah persahabatan Bung
Karno, persahabatan beliau dengan Fidel Castro, seorang berwarganegaraan Kuba
yang juga anggota nonblok kala itu. Sebagai pemimpin negara tentu keduanya
lekat dengan pengaruh ideologi bangsa, perbedaan kedua ideologi masing-masing
negara tersebut tidak menjadikan keduanya enggan untuk bertukar pikiran apalagi
sampai ada konflik, bahkan Castro menegaskan bahwa dirinya telah mengadopsi
ajaran-ajaran ( trisakti & resopim ) presiden pertama Indonesia tersebut
untuk dijadikan acuan guna memimpin negaranya. Berawal dari persahabatan,
Castro berhasil menjadikan Kuba sebagai negara yang mandiri. Bung Karno disebut
sebagai sahabat yang memperjuangkan rakyat kecil, pantas jika Fidel Castro menjadikan beliau sebagai sahabatnya. Bung
Karno juga sering mengajarkan pentingnya musyawarah, hal ini terbukti, beliau
lebih suka jalan diplomatik dalam situasi rawan konflik . Musyawarah untuk
mufakat bersifat kearifan instuitif yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan tetap menjunjung tinggi perbedaan
sebagai sesuatu yang manusiawi dan alamiah.
Beranjak
ke lingkup yang lebih luas, kita temukan makna lain dari persahabatan, diambil
dari suku Sasak. Di suku Sasak dikenal istilah “besiru”. Prinsip dasar yang
menggerakkan besiru adalah keyakinan
hidup memerlukan interaksi dan berbagi dengan sesama. Mengingat apa itu
persahabatan bukankah begitu dekat dengan apa yang telah diterapkan nenek
moyang kita sebagai wujud nilai-nilai luhur bangsa. Seperti halnya ajaran besiru dalam suku sasak ini,
persahabatan adalah istilah luwes bagi kita dalam mengaplikasikannya. Bayangkan
jika setiap suku di Indonesia bukan hanya mempunyai tekad untuk bersahabat
dengan orang-orang di sekitarnya, namun lebih luas dengan seluruh warga bangsa
ini. Sungguh itulah wujud persahabatan yang mampu memupuk persatuan dan kesatuan
itu dengan damai, alamiah, dan rasional. Jangankan tawuran antar pelajar atau
kekerasan antar kelompok masyarakat, perang sekalipun tak akan terjadi.
Tak
luput memandang ke arah vertikal yaitu antara aparatur pemerintahan dan
masyarakat. Siapa yang tak kenal Gayus Tambunan? diendus-endus, suka kelayaban,
pengkhianat persahabatan, persahabatan dengan masyarakat yang memberi
kepercayaan. Seharusnya para aparatur pemerintahan memahami, masyarakat
men’iya’kan mereka menjadi aparatur pemerintahan adalah perwujudan dari
keikhlasan menaruh rasa percaya mereka kepada para aparatur pemerintahan, dan
juga sekaligus sebagai bentuk seruan mereka untuk memberi ruang bagi
persahabatan. Andai setiap pribadi menyadari hal itu, masih adakah aparatur
pemerintahan yang ulu hatinya tega mengkhianati persahabatan simbol rasa
percaya itu?
Banyak
hal yang membuat persahabatan bersama nilai-nilai luhur bangsa semakin
menyenangkan untuk dipahami. Berikut adalah gambaran Aristoteles. “Friendship
is a virtue, or involves virtue, and besides is most necessary for our life.
For no one would choose to live without friends even if he had all the other
goods. For in fact, rich people and holders of powerful positions, even more
than other people, seems to need friends, in poverty also, and in other
misfortunes, people think friends are only refuge. Moreover the young need it
to keep them from error. The old need to care for them and support the actions
that fail because of weakness. And those in their prime need it, to find
actions; for them two go together they are more capable of understanding and
acting. ( Aristoteles, Nichomachean Ethics,1155, art, 1-5)”. Inti dari gambaran
Aristoteles di atas adalah, sahabat di butuhkan oleh siapapun dan kapanpun,
persahabatan lebih mengarah kepada kebutuhan dalam hidup kita, tua maupun muda,
kaya atau miskin semua butuh sahabat. Bagi orang dewasa apalagi anak-anak,
karena anak-anak dan persahabatannya juga merupakan bagian dari pembentukan
karakternya, karakter bangsa yang semestinya tak pernah luntur.
Dari
memahami inilah kita coba untuk mengenal apa itu “kultur persahabatan”, yaitu
peradaban antar orang yang satu dengan orang lain yang memperlihatkan dan
berupaya memperlakukan orang lain sebagai sahabat, maksudnya agar manusia
diperlakukan sebagai sahabat agar ‘dia’ dan ‘saya’ sama-sama semakin manusiawi,
semakin sejahtera baik secara lahiriah maupun batiniah. Jangan menanti
konflik baru menumbuhkan sikap
nasionalisme, namun dengan persahabatan, nilai-nilai luhur bangsa dan
nilai-nilai agama kita pupuk persatuan dan menjadikannya tonggak pembentukan
karakter bangsa yang beradab, terutama untuk anak-anak.
Memandang pentingnya pengokohan nilai-nilai
luhur bangsa dan nilai-nilai agama melalui jiwa persahabatan. Maka harus
mengidentifikasi proses yang di perlukan. Obyek terbaik untuk memulai proses
itu adalah anak. Anak adalah generasi penerus bangsa, jika sejak belia mereka
dididik dengan baik seperti salah satunya pembentukan karakter melalui jiwa
persahabatan, maka tidak mungkin tidak ada ruang bagi masa depan bangsa yang
lebih baik. Lalu, alasan yang tepat mengatakan, sesuatu yang sama sekali tidak
kelewatan jika hak setiap anak harus dipenuhi. Sesuai dengan Pasal 28B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pemenuhan hak anak
bukanlah kewajiban orangtua saja atau pemerintah atau yang lainnya. Ini juga
merupakan salah satu pembentukan karakter bangsa, berhenti menuntut hak dari
orang lain tapi belajar untuk memperjuangkan hak itu semaksimal mungkin. Jadi
tidak harus ada berita di media mengatakan orang tua menuntut hak anak mereka
kepada pemerintah atau isu-isu pemerintah yang menyalahkan para orang tua bahkan
orang-orang yang menyalahkan anak–anak itu sendiri. Sebagai generasi muda, anak
juga harus mengerti, hak menuntut pemenuhan kewajiban. Kesadaran akan hal itu
yang harus mampu di pupuk dari usia belia.
Sebenarnya tumpuan penyelesaian dari
tiap masalah adalah kesadaran setiap orang. Kesadaran yang hakiki adalah
kesadaran yang sudah menjadi karakter, jadi gencarkan setiap pribadi terutama
anak-anak sebagai generasi penerus bangsa untuk mampu membentuk karakter mereka
yang bersumber dari nilai-nilai luhur budaya bangsa dan nilai-nilai agama dan
tentunya berlandaskan pancasila. Karakter memang dapat dididik melalui
pembelajaran teori namun langkah terbaik sebenarnya adalah keteladanan. Jadi,
mari kobarkan semangat teladankan setiap
kebaikan ! Kebaikan untuk setiap generasi Indonesia demi
Langganan:
Postingan (Atom)